Selasa, 16 Oktober 2012
LOVE STORY CHAPTER 17
Banu terus terang terhadap Vina bahwa Gini (mantan kekasih Banu) mengirim SMS ke Banu katanya kangen banget sama panggilan Tipo tipo gtuh lh...:/. Vina cemburu tapi itu bukan salah Banu juga sihh.
Vina pun perlahan sudah mulai sembuh dari penyakitnya, besoknya pun Vina bisa sekolah kembali dan mengikuti kegiatan belajar seperti biasa. Namun tak lama setelah itu Vina masalah menghadang lagi, Vina putus dengan Banu setelah ibu Vina mengirimi SMS ke Banu dan SMS itu isinya adalah bahwa ibunya Vina menginginkan Vina untuk berkonsentrasi dan fokus belajar dan Vina pun terpaksa memutuskan Banu demi memenuhi keinginan ibunya dia tidak ingin menjadi anak durhaka demi orang tua dia merelakan cintanya. Banu kecewa dengan Vina dia memilih untuk sendiri tak lama kemudian Ibu Vina berubah pikiran dia malah menerima Banu menjadi pacar Vina dari sana Vina bahagia namun dia bingung harus bagaimana dia memberitahu Banu berita baik itu, Vina perlahan mendekati kembali Banu dengan perlahan dia membujuk dan meluluhkan hati Banu yang sudah mulai membeku. Dan akhirnya mereka comeback lalu hari-hari Vina menjadi cerah kembali :) Tak lama kemudian setelah itu Banu berubah sikap terhadap Vina seakan-akan dia seperti memanfaatkan Vina semata namun Vina tak pernah pikirkan itu dia menjalani nya dengan enjoy. Suatu ketika Vina sedang kumpul dengan kawan-kawannya seminggu menjelang prakerin Vina dimulai, Banu menyuruh Vina untuk ke rumahnya di Perum dan Vina pun bela-belain bubar dengan temannya dan langsung pergi ke rumah Banu sambil membawa Notebook nya, Vina pun tiba di rumahnya Banu lalu mereka mengobrol seperti biasa dan enjoy tak lama kemudian Banu bilang kepada Vina untuk meminta Vina mengantarnya ke terminal. Dari sana Vina illfeel dia merasa dimanfaatkan oleh Banu diapun marah akan tetapi dipendam. Vina bukan tipe orang yang mudah emosi dan bisa marah terhadap orang lain. Setelah mengantar Banu Vina menangis sepanjang jalan karena hatinya begitu sakit dia merasa seolah-olah Banu hanya memanfaatkannya hanya sebagai tukang ojek dan akhirnya dia mengalami kecelakaan kakinya kesakitan. Dari sana Vina tidak menghubungi Banu begitu pula Banu dia tidak kasih kabar ke Vina ketika dia pulang ke kampung halamannya. Hampir 3 hari Vina menunggu SMS datang dari Banu namun naas penantiannya pun sia-sia Banu tidak kunjung memberinya kabar. Dengan rendah hati Vina mendahului mengirimi SMS ke Banu dan meminta penjelasan. Banu meminta putus dan jalan masing-masing entah kenapa dia bilang seperti itu. Apa dia dendam terhadap Vina? Apa dia sudah ada yang baru? Vina menangis setiap hari. Hatinya begitu sakit dan terluka parah, tanpa alasan yang jelas Banu memutuskannya... untuk menghilangkan rasa cintanya terhadap Banu. Vina memilih untuk memberikan semua barang-barang Banu termasuk kalung hati yang pernah diberikan Vina terhadap Banu dia berikan ke Banu melalui perantara saudaranya. Vina menyuruh Banu untuk membuang kalung tersebut jika perlu. Namun Banu tidak menginginkannya. Seminggu sudah dia (Vina) kesepian, merana, dan bukan hanya itu hatinya pun masih terluka, matanya yang lebam karena hampir setiap kali dia mengingat Banu dia tak dapat menahan air matanya mengalir dipipinya. Hari pertama prakerin pun tiba Vina senang karena dengan menyibukkan dirinya sendiri dengan PRAKERIN dia berharap bahwa dia bisa menghilangkan rasa sakitnya sedikit demi sedikit. Namun sayang, nihil hasilnya. Dia tetap saja tidak bisa melupakan Banu. Terkadang di tempat Prakerinnya pun dia tak kuasa menahan air mata nya jatuh melinang ketika istirahat panjang mengingat masa-masa indahnya bersama Banu. Suatu hari disaat Vina sibuk melayani konsumen dia mendapat sebuah SMS dari Banu yang isinya adalah dia menanyakan kabar Vina. Dan akhirnya Vina pun kebingungan.
Lalu...
nanti dilanjut labgi yah... OK? :)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar